Wanita, makhluk terindah yang dicipta oleh sang Maha indah, adalah pemberi nuansa keindahan dalam kehidupan dunia. Dibalik kelemahannya dalam akal dan fisik, justru dia memiliki berbagai potensi dalam mengindahkan atau bahkan menjatuhkan keadaan dan situasi dunia ini, tak jarang bahkan sampai dititik nadir.
Memang sudah menjadi maklum jika wanita adalah cenderung dikuasai perasaannya sendiri. Bahkan hal- hal yang seharusnya mutlak di putuskan oleh logikanya, namun tetaplah perasaan mengambil jatah lebih besar untuk ambil peran didalamnya. tetapi, wanita yang selalu mengingat allah akan mudah mengingat pula tentang konsep penguasaan diri yang cerdas, dan kesadaran bahwa Allah tidaklah menukai wanita yang menjadi budak dari nafsu dan kemanjaan dirinya sendiri, akan menjadikannya benar- benar indah.
Wanita, jika dia hanya indah dalam fisiknya, maka keindahan itu justru akan menjadi pembatas dan garis akhirnya sendiri. Tapi jika jiwanya pun indah, teguh dan tertata rapi, serta cerdas dalam menyikapi laku dan situasi sesamanya, maka dia bukan hanya terlihat indah, namun adalah sudah menjadi wujud dari keindahan itu sendiri. Selain itu, kestabilan dalam kelemahan dan ketegaran dalam kerapuhan juga adalah bentuk keanggunan lain dari makhluk Allah yang bernama Wanita.
Begitu indahnya wanita, yang ketika dia marah, maka amarahnya bukan merusak apalagi merendahkan, namun dalam kemarahan itu tersimpan keanggunan demi perbaikan orang lain dan terutama dirinya sendiri.
Begitu cantiknya wanita yang ketika dia sedih, maka bukan seleranya bila harus mengumbar kepedihan itu pada sembarang telinga. Iman menyadarkannya bahwa semua adalah sebatas ujian yang justru akan menjadikannya lebih baik, sehingga kontrol diri dan kesabaran tetap tenang untuk berada dalam setiap kata dan perilakunya.
Dan betapa mulianya wanita yang pandai mendidik diri untuk berfikir bahwa sebenarnya adalah gampang saat meminta dan atau menuntut hak yang memang menjadi haknya. Namun kestabilan diri dan emosinya serta kedamaian jiwanya, menuntunnya malah untuk membantu bagaimana sang pemberi hak nya tersebut justru tidak terbebani olehnya.
Begitulah sedikit gambaran tentang indahnya wanita dalam "kestabilan" emosi, pemikiran dan tingkah laku. Namun, bagaimanapun kuatnya seorang wanita, namun kestabilannya tetap membutuhkan penopang yang pastinya harus sangat bisa dia harapkan. Dan itu bukanlah suami, walaupun beliau bertugas melindunginya, itu juga bukanlah anak- anak, walaupun mereka bisa juga menghiburnya.
Karena ketika seorang wanita bergantung kepada selain Allah, maka hal yang lain yang perlu disiapkannya adalah kekecewaan. Ya, Allah lah sebaik- baik penopang dan pemberi semangat yang menguatkan hati dan kemanusiawian seorang wanita yang diciptakan untuk begitu lemah. Dan ketika wanita merasa telah begitu dekat dengan Allah, maka siapa yang dapat menumbangkan batinnya
Oleh:Ratna Puspitasari