"Maukah engkau menjadi istriku?" Soal Azman.
Azrina yang mendengar lontaran pertanyaan itu terkejut sebentar. Dia tidak menyangka pertanyaan itu akan muncul dalam ruang nafas waktunya.
Azman mulai berkenalan dengan Azrina ketika dia belajar dan bekerja di salah satu bengkel di Bali sejak beberapa tahun yang lalu. Azman begitu serius dan bertekad untuk menikahi Azrina agar menjadi istri yang sah sebagai pendamping hidupnya setelah ini.
Akhirnya, Azrina memutuskan dan menyetujui untuk menjadi istri kepada Gatot. Mereka tahu bahwa keputusan ini agak sulit karena khawatir akan menjadi perhatian umum masyarakat kelak.
- Tetapi, karena inginkan hubungan yang halal dan cinta yang diridhai Allah SWT mereka nekad dan bersepakat untuk melalui kesulitan yang bakal dihadapi bersama-sama.
Tidak perlu didengar kata-kata miring orang.
Tidak perlu terasa ejekan menyindir.
Tidak perlu ditangisi senyuman sinis.
Karena setiap kesulitan pasti ada tangganya nanti.
Setelah beberapa bulan, maka, berlangsunglah pernikahan di antara Azman dan Azrina. Dewan yang diselenggarakan tersebut cukup sederhana. Semuanya berjalan dengan lancar sekali.
Kebetulan, seorang wartawan lokal juga berada di acara mereka memandang pernikahan tersebut bersamaan dengan jamuan hari raya Aidilfitri anjuran asosiasi bengkel tempat Azman bekerja.
Awalnya, wartawan tersebut hanya hadir pada undangan pihak asosiasi untuk mendapatkan informasi dan liputan selama acara tersebut agar dapat dimuat dalam ruang koran lokal pada keesokan harinya. Tetapi, entah mengapa dia juga sangat tertarik dengan pernikahan Azman dan Azrina.
Ada sesuatu yang istimewa.
Usai pernikahan dan jamuan hari raya Aidilfitri, wartawan tersebut terus bertemu dan sempat menanyakan kepada Gatot.
"Selamat atas pernikahan Anda berdua," wartawan tersebut memulai bicara."Tetapi, sudahkah encik berpikir masak-masak sebelum memutuskan untuk menikah ini? Tidak risau ke dengan pandangan masyarakat sekeliling nanti?" wartawan tersebut melanjutkan bicaranya lagi.Wartawan tersebut terkesan dihatinya ketika Azman menjawab pertanyaan yang ditanyakan olehnya.
Siapa sangka pertanyaan itu dijawab oleh Azman dengan senyumannya yang melebar.
Menampakkan keikhlasannya menjawab.
- "Kami hanya cacat anggota, tetapi hati kami tidak cacat. Sama seperti manusia normal lainnya, kami mau disayangi dan dicintai. Sebab itu saya nekad mendirikan rumahtangga meskipun sadar kondisi diri tidak sempurna," kata Gatot yang kini berusia 32 tahun.
- "Saya memberanikan diri melamar Rina (Azrina). Dia terkejut dan tidak menyangka hubungan kami berakhir ke pernikahan karena kondisi fisik yang dikhawatirkan akan menyulitkan hidup untuk menjalani kehidupan sebagai suami istri," sambung Gatot.
Rupa-rupanya, Azman lumpuh dan terpaksa menggunakan kursi roda setelah demam panas ketika berumur setahun. Perkenalannya dengan Azrina yang juga cacat anggota kaki empat tahun dulu menyemai bunga kecintaan sehingga bergelar suami isteri yang sah kini.
Cinta ini tidak mengenal siapa dan bagaimana kondisi orang itu. Ketika datang kesungguhan, maka, bersiap sedialah untuk mendambakan cinta yang ikhlas dan mengarungi segala onak dan duri bersama-sama. Sabar menempuh jalan dalam mengarungi ujian Tuhan.
Hanya doa itu yang menjadi penguatnya. Seringkali dilafazkannya. Doa dari al-Quran:
- "Dan juga mereka (yang diridhai Allah itu adalah orang-orang) yang berdoa:" Ya Tuhan kami, berilah kami mendapat dari istri-istri dan keturunan kami hal-hal yang menyenangkan hati melihatnya, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang (mau) bertaqwa. "(Surah al-Furqan ayat 74)
Oleh:Ishack Abbas /iluvislam.com